Senin, 24 November 2014

Review FIFA 15 – Game Untuk Mempererat Pertemanan, Kekeluargaan, Dan Atmosfer Kompetisi

Review FIFA 15 – Alat Untuk Mempererat Pertemanan, Kekeluargaan, Dan Atmosfer Kompetisi

Sepak bola adalah jenis olahraga universal yang mungkin paling banyak penggemarnya di seluruh dunia. Hal ini diperkuat dengan event empat tahunan seperti Piala Dunia di mana semua mata dari seluruh penjuru dunia akan tertuju pada event akbar tersebut. Dengan animo seperti itu, tidak heran jenis olahraga ini cukup diminati juga dalam bentuk video game.
FIFA 15 Screenshot 1
Contohnya saja EA untuk seri FIFA yang sudah mereka rilis sejak tahun 1993, atau Konami denganPro Evolution Soccer. Khusus untuk yang pertama, seri ini tidak pernah absen setiap tahunnya dan tahun ini kita kebagian FIFA 15 dengan tajuk Feel The Game. Mungkin kamu bertanya-tanya dengan seri yang tidak pernah absen ini apalagi yang ingin kita saksikan pada iterasi terbaru? Bukankah semuanya akan sama saja seperti iterasi sebelumnya? Mungkin iya untuk sebagian orang, tetapi sebagian lainnya mungkin menganggap tidak.


Well, salah satu yang pasti berubah dengan adanya sekuel di seri game sepak bola adalah daftar transfer pemain baru yang terjadi setiap musim. Namun jika kamu menghabiskan uang setiap tahunnya hanya untuk mendapatkan pemain baru saja, tanpa ada perubahan yang signifikan, bukankah itu akan menjadi hal yang tidak worth it? Dengan review ini, saya akan mengungkapkan kepada kamu apakah kamu pantas menggelontorkan dana sebanyak itu untuk FIFA 15, atau malah harusnya kamu alokasikan untuk game lain saja.
FIFA 15 | Screenshot 2

Tetap Berjaya Di Tahun Ini?

FIFA 15 | Screenshot 3Sebelum masuk dalam bahasan yang lebih dalam, saya akan banyak membandingkan FIFA 15dengan pendahulunya yaitu FIFA 14, dan Pro Evolution Soccer 2015 yang sudah pernah saya mainkan sedikit melalui demo. Saya juga akan asumsikan, para pembaca sudah mengerti seluk beluk FIFA 14 sehingga dalam komparasi ini, saya tidak akan membahas terlalu detail bagaimana kondisi FIFA 14. Oh ya, untuk review kali ini saya hanya menggunakan PS4 sebagai komparasi. Let’s get started.
Sejak keputusan Konami yang tidak merilis Pro Evolution Soccer 2014 untuk console next-gen, otomatis FIFA 14 melenggang sendirian bak tanpa penantang yang sepadan. Memang kedua serigame ini selalu diidentikkan sebagai anjing dan kucing yang selalu beradu untuk menjadi pemenang. Tetapi karena PES 2014 absen, oleh karena itu FIFA 14 lah yang mendapatkan predikat sebagai game bola terbaik.
FIFA 15 | Screenshot 4Namun, dengan kehadiran PES 2015 di tahun ini melalui dukungan Fox Engine, dominasi FIFA 15setidaknya sedikit terusik. Bagi saya pribadi yang menikmati waktu bersama FIFA 14 setelah sekian lama tidak menyentuh game bola di console,  saya sudah merasa lebih familier dan lebih nyaman dengan FIFA 14 ketika PES 2015 datang. Bukan berarti PES 2015 jelek dan kalah bersaing dengan seri FIFA, tapi absennya mereka pada seri sebelumnya seakan-akan seperti kalah langkah dalam permainan catur dan penggemar game sepak bola sudah terlanjur jatuh cinta pada FIFA 14 sebagai pengisi kehampaan relung hati.
Awalnya saya sendiri mempertanyakan untuk apa FIFA 15 dihadirkan, karena sesungguhnya di awal bermain saya tidak merasakan perbedaan apapun selain daftar pemain yang sudah berbeda mengikuti musim transfer 2014/2015. Hal ini sebenarnya menjadi celah bagi PES 2015 masuk sebagai game substitusi, karena yang dicari memang bukan hanya pemain yang berbeda tetapi fitur baru apalagi yang disuguhkan.
Tapi lama-kelamaan seiring mencoba, mencoba, dan mencoba lagi satu persatu fitur yang disematkan dalam FIFA 15 mulai tersingkap secara perlahan namun pasti. Ada yang menjadi fitur penting dan sangat krusial, tetapi ada juga yang hanya sebagai make-up semata.
FIFA 15 | Screenshot 5

Go Into The Detail, Feel The Game

FIFA 15 | Screenshot 7Seperti yang sudah saya utarakan, cukup sulit mengenal fitur baru di FIFA 15. Pada saat itu mungkin saya terlalu fokus untuk mencari satu persatu fitur yang dijanjikan dan lupa pada tagline game ini “Feel The Game“. Akhirnya setelah mengosongkan pikiran dan menjadi satu dengan game dan merasakannya, fitur krusial pertama yang sangat dirasakan adalah kualitas penjaga gawang yang meningkat tajam.
Pada FIFA 14, kecenderungannya penjaga gawang hanya sebagai “boneka” dari benteng pertahanan terakhir. Apalagi ketika pemain lawan sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper, peluang untuk mencetak gol bisa saya katakan sebesar 75%. Semua hal tersebut seakan-akan benar-benar diperbaharui pada FIFA 15. Setidaknya persentase mencetak gol sekarang turun menjadi 40%. Benar, mencetak gol sekarang akan lebih sulit karena kiper yang cukup tangguh, tetapi saya tidak mengatakan bahwa peluang kamu tertutup sama sekali ketika berhadapan satu lawan satu dengan kiper.
Kiper pada FIFA 15 bukan lagi menjadi boneka, tetapi seperti pribadi yang benar-benar hidup. Gerakannya menangkis bola terjangan lawan menjadi lebih luwes dan beragam seperti menggunakan kaki, menangkis sambil terbang, dan lainnya. Tidak heran, jika penjaga gawang sekarang memiliki peranan penting yang bahkan bisa menyelamatkan kamu dari kekalahan walaupun kontrol yang diberikan kepada kamu untuk mengendalikannya cukup minim. Melaui fitur ini, pengalaman bermain bola semakin realistis saja.
FIFA 15 | Screenshot 8Walaupun EA tampaknya hanya memberikan fitur-fitur yang tidak kasat mata, tapi ketika kamu benar-benar tenggelam memainkannya, kamu akan mulai merasakannya. Seperti setiap gerakan pemain yang semakin realistis ketika mengontrol bola. Ya, setiap pemain! Saya memang tidak hafal gerakan setiap pemain ketika menggiring sang kulit bundar pada dunia nyata. Namun para penggemar bola pasti fasih dengan gerakan nama-nama terkenal seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, atau Arjen Robben. Gerakan meliuk-liuk mereka berbeda satu sama lain jika kamu perhatikan dengan detail. Artinya kamu akan menemukan sebuah game bola yang semakin realistis.
Soal kontrol, saya merasa FIFA 15 lebih sulit dibandingkan dengan FIFA 14. Entah karena saya sendiri kurang mahir atau memang seperti itu. Sebagai contoh, di seri ke-14 ketika kamu mengoper bola, walaupun arah yang kamu tuju tidak terlalu tepat, bola masih akan mengarah ke teman kamu. Sedangkan di FIFA 15, rasanya kamu harus benar-benar mengarahkannya dengan lebih presisi. Begitu pula dengan menembak ke gawang, seringkali peluang yang saya ciptakan di depan gawang kandas gara-gara meleset ke samping gawang.
Selebihnya saya merasa fitur yang ditaruh di game ini terlihat minor seperti baju pemain yang bisa kotor, rumput yang lama kelamaan ada bekas sepatu pemain, mood pemain yang berubah-ubah, dan lainnya. Meskipun begitu, kita patut memberikan apresiasi karena dengan fitur minor tersebut permainan lebih terlihat alami.
FIFA 15 | Screenshot 6

Bukan Ignite vs. Fox Engine, Tapi UX

Soal grafis, tentu saja FIFA 15 mengalami peningkatan yang lebih baik dari FIFA 14. Setiap pemain terlihat lebih detail dari kontur tubuh sampai gerakan rambut. Hal ini berkat peningkatan yang dilakukan EA menggunakan Ignite Engine. Namun jika dibandingkan dengan Fox Engine yang digunakan pada Pro Evolution Soccer 2015, maka detail orang pada FIFA 15 masih kalah. Fox Enginememang secara luar biasa menggambarkan pemain sehingga terlihat lebih real. Hal ini terlihat dari efek pencahayaan, hingga detail yang sangat tinggi (bahkan sampai titik bekas cukuran kumis dan jenggot terlihat natural).
FIFA 15 | Screenshot 9
FIFA 15 | Screenshot 10
FIFA 15 | Screenshot 11
Tetapi masalahnya bukan hanya pada perbandingan kedua engine tersebut saja, kenyamanan navigasi untuk memilah di antara banyak menu yang tersedia menjadi poin yang cukup krusial. Saya yang sudah nyaman dengan user interface (UI) milik FIFA 14, semakin dibuat nyaman dengan pergantian beberapa interface. Misalnya saja pada sistem formasi pemain yang lebih enak digunakan dibandingkan FIFA 14 apalagi PES 2015. Selain itu EA juga memberikan detail yang lebih mendalam ketika kamu menyusun formasi, layaknya ketika sedang memainkan Football Managerdengan sudut pandang seorang pengatur strategi.
Pada intinya, yang dirasakan setiap pemain adalah bukan hanya grafis yang lebih bagus, tetapi kemampuan bernavigasi yang nyaman dengan baik mengarungi setiap menu dalam game. Dan FIFA 15 memberikannya dengan sangat baik.
FIFA 15 | Screenshot 12

Verdict: Game Wajib Untuk Setiap Pengguna Next-gen Console?

FIFA 15 | Screenshot 15Setelah melihat penjabaran dan fitur apa saja yang diberikan EA untuk iterasi terbaru seri FIFA ini, kini kita tiba pada kesimpulan. Apakah FIFA 15 hanya penguras dompet karena fitur minim dan hanya update daftar pemain, atau memang pantas dimiliki setiap pemain? Jawabannya saya kembalikan lagi kepada kamu. Jika kamu penggila bola dan cukup sering mengundang orang lain untuk bermain bersama, maka FIFA 15 merupakan game yang wajib kamu miliki. Melaluinya, kamu bisa mempererat pertemanan, kekeluargaan, dan kompetisi pada saat yang sama ketika kamu memainkannya bersama orang lain.
Namun jika kamu lebih suka bermain sendiri alias single player, tidak mempunyai banyak kerabat untuk diajak bermain bersama, dan tidak terlalu “gila” bola, tentu kamu bisa melewatkan FIFA 15 dan seri selanjutnya sampai EA bisa memberikan perubahan yang luar biasa pada game ini.

oiya harga original FIFA 15 sekitar Rp.850.000 tergolong mahal juga sih buat game yang tiap tahunya dirilis ,Saya tidak menyarankan anda untuk mengunduh atau membeli bajakanya kita juga harus menghargai para Developer yang dengan kerja kerasnya untuk bisa membuat game sebaik ini yaitu dengan cara membeli kaset original nya. .ok
Sumber : id.gamesinasia.com

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Primateknoit | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com